damai...

Friday, January 26, 2007

26 Jan 2007
Entah sore kapan, tapi aku pernah mengalaminya, sore dngan sorotan lampu jalan yang ga gemerlap, tapi semarak dan memberikan nuansa lain, hingga hatiku terasa lapang dan tenang merasa dekat dngan kudo yg mengantarku pd ketenangan mendzikiri kuasa-Nya. Damai….

my bro oh... my bro

Wednesday, January 24, 2007

24 Jan 2007
Dee, selasa kemaren pagi2 wkt aku mo brangkat ada yang dateng nanyain komputer, katanya kk ku dah nawarin. Tuiiing…! Blass..ss, langsung pusing du..uh brarti selama ini kk ku bla… bla… bla…, sgala prasangka dan duga2 bikin aku jadi harus merubah rencana setelah 4 bulan ke depan, setelah cicilan motor lunas. Tadinya aku pngen kumpulin buat beli scanner, printer, dll untuk usaha. Atau pengen kuliah lagi. Tapi aku jadi mikir, sbaiknya aku mulai cari pinjeman buat bayarin komputer, itupun kalo kk ku mo ngelepas di bawah 8. jadi nyicil lagi deh… panjaaa..ng dan laa…ma… lagi.
Hemh… hidup selalu penuh kejutan ya dee, apapun itu, yg nyenengin, yg bikin sedih, bikin kesel, dll. Apa itu artinya aku bener2 masih hidup?
Padahal aku pngen anggarin perbulan buat mimi alo cuma sedikit, nuat bantuin ceu ting walo cuma bisa buat bayar listrik ato beli gas. Ya… ya… banyak kepengen kalo motor lunas!
Sorenya pas aku pulang, ceu ting cerita ada yg nanyain komputer, aku pura2 ga tau aja, padahal aku kan dari kamer denger (Ye… nguping!).à ternyata orang yg dateng boong dee, kk ku ga pernah nawarin komputer ke dia, ketemu juga ga. Well…hemh…

perempuan

Sunday, January 21, 2007

21 Jan 2007
Aku masih melihat perempuan itu duduk, diam. Kadang2 dia menyeka air matanya, entah apa yang ada dalam hati dan pikiran perempuan itu. Yang ku tau hanya mata kecilnya yang terus-menerus mengalirkan air bening, hangat. Ya! Aku merasakannya hangat dan pilu. Siapa saja yang melihatnya pasti merasakan hal yang sama dengan ku, iba…. Tapi, aku tau perempuan itu takan akan suka dikasihani, mungkin justru airmatalah yang membuatnya tenang dan merasa berteman.
Aku melihat guratan kegelisahan, kegetiran, kekecewaan di raut perempuan itu. Ada yang tak aku mengerti, beberapa menit yang lalu wajahnya berbinar, bahkan pancaran matanya mengalahkan sinar bintang yang hendak menghiasi malam itu, sejumput senyum terkulum di bibirnya, indah, manis. Aku liat sesekali dia menepuk-nepuk pipinya, sepertinya perempuan itu ingin meyakinkan bahwa dia tidak sedang bermimpi.
Dan… seseorang datang! O…ouw! Jadi ini yang bisa menghadirkan sesuatu yang indah di mata kecil dan bibirnya??
Tapi… kenapa sekarang perempuan itu seperti orang yang kehilangan hidupnya?
Perempuan itu beranjak menghampiri handphone yg sebelumnya berdering, satu pesan, dari seseorang yang datang tadi. Dia pamit pulang. Padahal aku rasa perempuan itu sudah tau. Entah sekedar basa-basi atau benar2 pertanyaan, kemudian perempuan itu membalas pesannya. Tak lama, handphonenya bunyi dan satu lagi pesan dia baca.
Sejak itulah aku lihat perubahan yang drastis, seperti ku ceritakan di awal.
Belakangan aku tahu, perempuan itu membodoh-bodohi dirinya karena cemburu. Jealous. Sepertinya dia berjuang keras menahan gejolak berbagai rasa di dadanya, makin keras dia berjuan, makin deras telaga itu tumpah mengalirkan air kehidupan bagi perempuan itu, dan aku rasa bagi setiap perempuan. Iya, bagi setiap perempuan airmata adalah kehidupan.
Dan tak ada yang mengerti, bahwa sebenarnya perempuan itu tak menginginkan sms-sms seperti itu, juga tak ingin dia ditemui seseorang yang kedatangannya sudah terlambat, tak tepat waktu! Meski niatnya baik, silaturahim….
Sama seperti aku juga tak mengerti bahwa perempuan itu inginnya diperhatikan lewat pesan-pesan elektronik, itu…sms! Iya sebenarnya dia senang sekali menerima setiap sms dari seseorang yang datang tadi. Juga kunjungannya. Ada kehidupan yang aku tangkap di mata kecilnya, meskipun hanya sebentar saja.
Kadang aku merasa jengkel pada seseorang yang datang tadi, kenapa dia mempermainkan atau… (memanfaatkan?) kebaikan dan ketulusan perempuan itu. Tapi, perempuan itu malah membentakku keras. Dia bilang “semua bukan salah seseorang yang datang tadi, tapi salahku yang tak bisa menahan diri, tak bisa menjaga hati…”. Dibentak begitu rupa aku hanya bisa diam sambil memaknai setiap butir airmatanya, yang tak pernah bisa ku pahami….
Aku hanya bisa berdo’a untuk kebahagiaan perempuan itu, juga untuk kebahagiaan seseorang yang datang tadi, seperti yang dimintanya, meski mereka tidak bersama….Perempuan itu kembali menyeka air matanya, dan aku tak hendak meninggalkannya, sendirian.

kudo's abah

Tuesday, January 16, 2007

16 Jan 2007
Selang seminggu ya dee, aku baru tetet tuet lagi (he..he..pinjem bahasanya thenmust).
Dee, pagi tadi abah meninggal, kasian kudo, dia ga sempet liat abahuntuk yg terakhir.
Aku sempet nebak2 apa yang dirasain kudo or punya firasat apa dia saat itu? Sms ku pending sampe jam 17.30 baru ke sent, seblumnya aku telepon masih mailbox, akhirnya seharian tadi malah aku yg ga keruan perasaan.
Satu peristiwa yg bisa nimpa siapa,kapan, dan dimana aja, tak terkecuali aku dee, pun dengan orang2 yg ku kasihi. Tapi do’aku bagaimanapun caranya kami Dia panggil semoga kami bisa menghadap-Nya dalam keadaan husnul khotimah, meski… aku tak punya bekal cukup…Saat ini bantu aku dee, semangati aku lagi agar tetap teguh dan terus memperbaiki diri. Terutama sikap aku yg sulit komunikasi sama mimi, aku lebih milih diem daripada ngomong tapi nanti jadi tambah kesel. U know kan dee, I love her so much, my lovely supermom. Sayangi beliau ya Robbi.

 
Sudut Hikmah - by Templates para novo blogger